Ditulis oleh Koichi Ohno pada 15-02-2009
a. Operator Hamitonian untuk inti atom dan elektron
Marilah kita meninjau sistem yang terdiri dari elektron dan inti. Sistem yang demikian itu termasuk di dalamnya adalah molekul, ion, kompleks, kristal dan seluruh material lainnya. Dalam usaha untuk membuat perlakukan atau perhitungan secara mekanika kuantum, beberapa simbol harus diperkenalkan. Untuk pembahasan atau perhitungan yang sistematik, ZA dan ZB menyatakan bilangan atom masing-masing untuk atom A dan B dan jarak antar keduanya dinyatakan dengan RAB, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.1. rij menyatakan jarak antara elektron i dan j dan RAi menyatakan jarak antar atom A dan elektron i. Operator Laplacian dan masa untuk atom A dan elektron i dinyatakan masing-masing oleh ?A, ?i, MA, dan m. Dengan menggunakan simbol atau notasi ini, operator Hamiltonian dapat dinyatakan sebagai sebuah penjumlahan dari lima suku-suku berikut.
(4.1)
(4.2)
(4.3)
(Energi potensial
untuk interaksi antar inti atom)
(4.4)
(Energi potensial
untuk interaksi antar inti atom dan elektron)
(4.5)
(Energi potensial
untuk interaksi antar elektron)
(4.6)
Gambar
4.1 Sebuah sistem yang terdiri dari inti dan elektron.
Simbol
A dan i dalam ? menunjukkan bahwa penjumlahan harus dilakukan
masing-masing untuk seluruh atom atau seluruh elektron. Simbol A > B
dan i > j dalam ? menyatakan bahwa penjumlahan harus dilakukan untuk
satu pasangan inti atau elektron tanpa pengulangan.Operator Hamiltonian yang diberikan di atas dapat diterapkan pada sistem khusus seperti pada sebuah sistem yang terdiri dari hanya sebuah inti dan juga sebuah sistem dengan hanya satu elektron. Jika hanya terdapat satu inti, Un dapat diabaikan dan penjumlahan terhadap A hanya mengan dung satu kontribusi dari inti. Untuk sistem dengan satu elektron, Ue dapat diabaikan dan penjumlahan terhadap i hanya mengandung satu kontribusi yang disebabkan oleh elektron. Lebih lanjut, untuk sistem yang tidak memiliki elektron, Ke, Une, Ue diabaikan dan untuk sistem tanpa inti atom maka Ke, Une dan Ue diabaikan. Ini akan membuat Hamiltonian ?? yang diberikan pada persamaan (4.1) dapat diterapkan pada setiap sistem yang terdiri dari sembarang jumlah inti dan elektron.
Ketika kita tidak memperdulikan perbedaan antara inti dan elektron, operator Hamiltonian ?? untuk sebuah sistem yang mengandung partikel dengan masa Mp, MJ dan muatan listrik Qp, QJ dapat dinyatakan dengan cara yang sangat lebih sederhana dengan rumus berikut.
(4.7)
Terdapat beberapa
alasan mengapa dalam perlakuan di atas kita mencatat adanya perbedaan
antara inti dan elektron sebagaimana didiskusikan di bawah ini.b. Pemisahan gerakan inti dan elektron
Ketika sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda dengan masa M, benda tersebut akan mengalami percepatan sebesar a = F/M. Hal ini sangat jelas untuk dipahami dengan menggunakan persamaan Newton untuk gerak, F = Ma. Sekarang, marilah kita mengandaikan bahwa gaya F bekerja secara independen pada dua buah benda dengan masa yang berbeda yaitu M dan m. Besarnya percepatan yang dimiliki pada kedua benda tersebut adalah F/M dan F/m, dan rasio antara keduanya adalah (F/M)/(F/m) = m/M. Jika M sangat besar dibandingkan dengan m maka rasio ini akan mendekati nol. Dengan demikian maka percepatan pada benda dengan masa besar (M) dapat diabaikan jika dibandingkan dengan benda yang bermasa kecil (m). Konsekuensinya adalah pada hukum aksi-reaksi, sebuah pasangan gaya dengan besaran yang sama dan bekerja pada dua benda dengan perbedaan rasio masa yang besar, benda yang berat akan sulit untuk bergerak sedangkan benda yang ringan akan sangat mudah untuk bergerak. Dengan demikian, gerakan dari sebuah partikel berat dapat diabaikan jika dibandingkan dengan gerak pada partikel ringan dengan kata lain, sepanjang gerakan partikel ringan yang menjadi perhatian utama, kita bisa nyatakan bahwa partikel berat berada pada posisi diam yang tetap.M. Born dan J. B. Oppenheimer menerapkan sebuah ide yang didasarkan pada rasio masa yang besar pada sistem yang terdiri dari inti dan elektron, dan pada tahun 1927 mereka memperkenalkan sebuah pendekatan adiabatik atau pendekatan Born-Oppenheimer di mana inti atom adalah tetap ketika kita sedang meninjau gerak elektron. Dalam pendekatan ini, kita mengabaikan Kn dari ?? yang lengkap pada persamaan di atas dan Hamiltonian ??e berikut yang disebut sebagai Hamiltonian elektronik digunakan.
(4.8)
Di sini, Un
dapat diabaikan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan gerakan
elektron, karena di dalamnya tidak terdapat koordinat elektron. Dalam
usaha untuk membahas kestabilan sistem atau gaya yang bekerja pada inti,
Unn sebaiknya dimasukkan ke dalam ??e.
Marilah kita mengandaikan bahwa persamaan eigen untuk ??e
yang juga persamaan eigen untuk elektron-elektron He? =
u? telah berhasil dipecahkan. Untuk lebih menjelaskan arti dari
koordinat, koordinat inti dan koordinat elektron masing-masing
dinyatakan oleh R dan r. Dengan notasi ini, persamaan eigen untuk
elektron dinyatakan dengan
(4.9)
Kita perlu
mencatat di sini bahwa R merepresentasikan parameter dari koordinat inti
atom yang tetap. Jika R bergeser maka ??e akan
berubah dan akan menghasilkan fungsi eigen ? dan nilai eigen u
yang termodifikasi. Ketika ?(R, r) telah diperoleh, maka
kemudian kita dapat mengetahui distribusi probabilitas untuk menemukan
elektron di sekitar inti atom yang diam. Demikian pula, saat u(R)
dapat ditentukan, kita akan mengetahui energi pada konfigurasi inti
yang diam. Nilai-nilai dari fungsi u(R) bergantung pada R.
Penurunan pada u akan mengakibatkan situasi yang lebih stabil secara
energetik dan peningkatan u akan membawa pada sistem yang tidak
stabil. Ini memberi arti bahwa u(R) adalah energi potensial
untuk gerakan inti atom yang perubahannya bergantung pada posisi-posisi
relatif dari inti atom. Hal ini dapat terlihat pada arti dari
Hamiltonian yang lengkap ?? yang dinyatakan oleh ?? = Kn
+ ??e, dan juga dari arti Hamiltonian berikut yang
dapat diturunkan dari H dengan mengganti ??e dengan
nilai eigen u(R).
(4.10)
??n
adalah Hamiltonian untuk gerakan inti dalam pendekatan adiabatik, Kn
adalah energi kinetik dan u(R) menyatakan energi potensial.
Dalam ruang lingkup ini maka u(R) disebut sebagai potensial
adiabatik. Sebagaimana akan didiskusikan di bawah ini, dari fungsi u(R)
kita dapat memperoleh informasi tentang konfigurasi inti yang stabil
(seperti struktur molekul untuk molekul), panas dari reaksi (berkaitan
dengan energi ikatan dari molekul diatomik) dan kekuatan dari ikatan
kimia.Marilah kita menyelesaikan persamaan eigen ?? dalam persamaan (4.1).
(4.11)
Nilai eigen E
adalah untuk energi total termasuk di dalamnya untuk gerakan elektron
dan inti atom. Dengan memperhatikan bahwa fungsi eigen ?(R, r)
dalam persamaan (4.9) untuk gerakan elektron menggambarkan perilaku
elektron dengan inti yang hampir diam, kita dapat mengasumsikan bentuk
berikut untuk fungsi gelombang ? .
(4.12)
Dengan
memasukkan persamaan (4.12) ke dalam persamaan (4.11) diikuti dengan
penggunaan persamaan (4.9), pendekatan dari ?A?( R, r)
= 0 dan berdasarkan pada pertimbangan di atas tentang perubahan yang
lambat untuk ?(R, r) terhadap R, maka kita akan mendapatkan
persamaan berikut.
(4.13)
Dengan mencari
solusi dari persamaan ini, kita akan mendapatkan tingkat-tingkat energi
baik itu untuk gerakan inti maupun gerakan elektron. Energi yang
diperoleh dari persamaan (4.13) mengandung energi translasi, rotasi dan
vibrasi disamping energi untuk gerakan elektron. Metoda-metoda untuk
memisahkan gerak translasi, rotasi dan vibrasi telah dipelajari pada
bagian 1.12 yaitu pada sistem dengan dua partikel (molekul diatomik)c. Potensial adiabatik untuk molekul diatomik
Ketika potensial adiabatik diberikan untuk sebuah sistem poliatomik, berbagai sifat dapat ditentukan. Marilah kita mempelajari sifat-sifat ini untuk sistem diatomik sebagai sebuah contoh. u(R) untuk sebuah molekul diatomik secara umum adalah sebuah kurva yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. R adalah jarak antar inti atau dua atom yang terpisah berkaitan dengan limit pemisahan R ? ?. Dalam gambar, u(R) akan menurun jika kita bergerak dari R = ? menuju jarak yang lebih pendek antara dua buah inti. Kedua inti secara bersama-sama akan mengalami gaya tarik-menarik yang berkaitan dengan menurunnya energi. Ini berarti bahwa terdapat gaya ikat. Penurunan jarak yang berlanjut akan menyebabkan nilai minimum dari u(R) pada suatu jarak Re dan untuk jarak yang lebih dekat lagi u(R) akan meningkat secara cepat. Ini memberikan indikasi bahwa untuk R<Re, atom-atom akan saling tolak-menolak secara kuat. Gaya F dapat didefinisikan sebagai F = dU/dR, yang secara formal menyatakan sebuah gaya yang bekerja sepanjang jarak antar atom R. Untuk R<Re F akan menjadi positif dan menyebabkan gaya tolak-menolak antar inti. Untuk R > Re akan menjadi negatif dan akan menyebabkan gaya tarik-menarik antar inti. Re disebut sebagai jarak keseimbangan antar inti yang juga berarti panjang ikatan atau jarak interatomik yang merupakan sebuah konstanta yang sangat penting yang menentukan struktur molekul.
Gambar
4.2 Kurva potensial energi untuk sebuah molekul diatomik.
Besarnya
energi stabilisasi yang berkaitan dengan pembentukan s ebuah molekul
disebut sebagai energi ikatan dan didefinisikan dalam besaran De
berikut ini.
(4.14)
Energi ikatan
secara kasar sama dengan energi disosiasi, meskipun beberapa koreksi
untuk energi termal dan enegi titik nol (zero point energy)
perlu dilakukan jika kita ingin membandingkannya secara langsung dengan
panas reaksi yang diukur. Jika energi ikatan kecil, koreksi untuk energi
panas menjadi sangat penting. Ketika temperatur sangat tinggi dan
energi termal melampaui energi ikatan, molekul akan cenderung untuk
terurai dan menjadi tidak stabil.Pada daerah di sekitar titik keseimbangan R = Re dalam kurva potensial adiabatik u(R), gaya pembalik (restoring force) akan muncul dan besarnya akan sebanding dengan ?R = R ? Re. Menurut hukum Hooke (F = ? k?R), ikatan yang memanjang akan cenderung untuk mengkerut dan sebaliknya ikatan yang mengkerut akan cenderung untuk memanjang. Gaya yang konstan memberikan indikasi bahwa besaran dari konstanta pegas dapat diperoleh dari turunan kedua u(R) sebagai berikut.
(4.15)
Rumus ini dapat
diturunkan dari ekspansi deret pangkat untuk u (R) dalam suku-suku ?R
= R ? Re di sekitar R = Re. Sebuah
diferensiasi akan menghasilkan gaya F yang kemudian diikuti
oleh perbandingan terhadap hukum Hooke, pengabaian terhadap suku yang
lebih tinggi akan memberikan rumusan untuk k.Ketika konstanta gaya k untuk ikatan pegas bersama dengan masa tereduksi diketahui, frekuensi vibrasi dalam pendekatan harmonik diberikan oleh persamaan berikut.
(4.16)
Energi titik nol
Ev0 dari osilator harmonik diberikan
oleh
(4.17)
Keadaan dasar
dari sebuah molekul diatomik bukan merupakan energi minimum dari
potensial adiabatik. Ini jelas berkaitan dengan penjelasan dari energi
titik-nol dalam bagian 1.10. Karenanya, energi total yang diperlukan
untuk pemecahan (energi disosiasi) D0> lebih
kecil dari energi ikatan de dengan adanya energi titik nol vibrasi Ev.
(4.18)
Sebagaimana
dapat dilihat di atas, kurva energi potensial adiabatik akan memberikan
beberapa kuantitas penting sebagai berikut.(1) Panjang ikatan (keseimbangan jarak antar inti) Re
(2) Energi ikatan De
(3) Konstanta pegas dari ikatan (konstanta gaya) k
(4) Frekuensi vibrasi v
(5) Energi vibrasi titik nol Ev0
(6) Energi disosiasi D0
Contoh 4.1 P. M. Morse mengusulkan sebuah rumus eksperimental dari kurva potensial adiabatik untuk molekul diatomik yang diberikan oleh
(Jawaban) Dalam masalah ini kita dapat menuliskan u(R) = M(R), dan kita memperoleh
Karenanya,
R = Re (1)
(2)
(3)
Dengan
mengasumsikan bentuk sebagai sebuah osilator harmonik,
0 comments:
Post a Comment