pernah, aku memburumu
di pinggir gigil remang itu
ketika kota lembab oleh senyap
cahaya lampu
pintu toko menutup,
mobil sekaku tubuh
hujan yang gaduh kian
gegas membawa masa lalu
waktu kau dan aku
saling janji
untuk tak lagi bertemu
tapi, apa daya,
perempuanku
kota yang lembab menjerat kangenku hingga sekarat
merobek batas maut
dan hidup yang berkarat
berlari menuju
berahi, menggegaskan gelap,
mengucurkan keringat
yang berkeriap
mengulum nafsu akan
bau tubuhmu
dan berusaha agar kau
tahu
bahwa bagi asmara yang terlunta
tak...