Lelakiku, lekas kunjungi aku. Aku sedang mengandung. Buah yang
dulu kau tanam di balik bilikku itu,
mungkin sudah matang. Batang-batangnya amat keras. Serabut akarnya
mengisi setiap lekuk liku kamarku. Aku merindukan kamu. Petiklah buah itu. Buah
yang telah mengantarkan kau ke balik bilikku. Yang kau curi dari taman itu.
Perempuanku, sesungguhnya setiap saat kukunjungi kamu. Mengapa kau
tak sadar-- sejak aku mencuri di taman itu, perlahan-lahan aku telah menjelma
buah, yang kemudian kau makan, kau simpan di balik bilikmu itu. Sejak itu
kulitmu bersisik dan desahmu mendesis. Sebab itulah setiap saat kau merindukan
aku. Kau seperti bercermin, melihat bayangmu sendiri di antara kelakangku.
Setiap saat sesungguhnya kau mengandungku. Karena aku adalah rasa sakit itu.
Yang setia mengunjungimu.
0 comments:
Post a Comment